Sejarah Desa

Sejarah Desa

Pada saat itu di suatu wilayah terdapat suatu wabah penyakit yang disebut masyarakat “esuk loro, sore mati” atau saat paginya sakit, sorenya meninggal. Hampir setiap hari selalu ada yang terkena wabah penyakit tersebut, Sehingga banyak orang yang meninggal dunia akibat terkena wabah penyakit tersebut.


Kemudian salah seorang warga yang takut akan terjangkit penyakit tersebut Sowan (mengunjungi/bertamu) kepada seorang Romo sepuh/sesepuh yang dulunya adalah seorang empu atau pembuat pusaka di kerajaan Mataram. Sang warga tersebut memohon bantuan kepada sesepuh itu untuk mengobati beberapa orang yang sedang sakit dan menghentikan wabah penyakit yang terus melanda wilayah tersebut.

Kemudian sesepuh tersebut berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar bisa menghentikan wabah penyakit dan menyembuhkan warga yang terkena penyakit tersebut. Kemudian sesepuh tersebut mencoba menyembuhan para warga dan menghentika penyakit yang sudah mewabah. Setelah sesepuh itu menghentikan wabah penyakit (“Nambak” dalam bahasa jawa) dan menyembuhkan warga yang sakit, wilayah tersebuat akhirnya diberikan sebuah nama.

 Pada awalnya diberikan sebuah nama yaitu “Tambak omo”. Kemudian karena mungkin kurang enak didengar atau lidah orang jawa yang kesulitan menyebutnya, lalu diubah menjadi “Tambakromo” yang berasal dari kata “Tambak” yang berarti menampung  atau menghentikan aliran enyakit dan “Romo” yang berarti seorang Romo sepuh yang berjuang melindungi wilayah tersebut dari penyakit.